
Hulondalo.id – Fenomena kenaikan harga tiket pesawat selangit, cancel flight plus penerapan bagasi berbayar membuat mobilitas warga menjadi sangat terbatas.
Tak terkecuali mobilitas warga Gorontalo. Akibat harga tiket pesawat selangit, rata-rata warga memilih menunda keberangkatannya via transportasi udara.
Harga tiket pesawat selangit ini juga diperparah dengan cancel flight atau pembatalan penerbangan di Gorontalo. Pada Januari 2019 ini, maskapai Garuda Indonesia yang terbang dari dan menuju bandara Djalaludin Gorontalo tercatat hanya 4 kali dalam sepekan. Hal yang sama juga berlaku pada maskapai Citilink dimana rata-rata hanya 2 kali dalam sepekan ke Gorontalo.
“Garuda Indonesia hanya 4 kali dalam seminggu ke Gorontalo. Harganya rata-rata dari Jakarta ke Gorontalo Rp 3 Jutaan sekali jalan,” ungkap Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Gorontalo, Marten Chandra kepada Hulondalo.id, Senin (14/1/2019).
“Belum lagi Citilink hanya 2 kali dalam seminggu, harganya rata-rata Rp 2,5 Juta sekali jalan. Mobilitas orang dari dan ke Gorontalo akan sangat terbatas karena berkurang frekuensi dan harga tiket pesawat yang selangit,” sambung dia.
Menurut Marten, fenomena tersebut akan merusak tingkat kunjungan wisatawan. Padahal, pemerintah pusat sejatinya sedang gencar-gencarnya promosi pariwisata ke luar negeri dengan mendatangkan wisatawan mancanegara untuk menambah devisa.
Seperti fenomena yang terjadi di Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Saat ini, kata dia, mulai ada fenomena warga setempat membuat paspor belakangan ini karena harga tiket NAD menuju Kuala Lumpur lebih murah daripada ke Jakarta. Hal yang sama juga terjadi di Medan dan daerah lain di Sumatera lainnya, kata Marten.
“Kami juga dari ASITA sebenarnya sangat menyesalkan komentar dari Menteri Perhubungan bahwa yang mana mengatakan masyarakat pasrah saja dengan kenaikan harga tiket pesawat selangit. Ini kan sesuatu yang aneh,” jelas bos TX Travel Gorontalo yang juga Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Gorontalo itu.
Selain itu, lanjut Marten, harga tiket pesawat selangit juga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi hingga sektor UMKM terutama yang mengandalkan usahanya dari sektor pariwisata seperti travel agent atau biro perjalanan wisata, perusahaan transport, toko souvernir, ole-ole dan masih banyak lagi.(hl/alex)