
Hulondalo.id – Belakangan ini ramai kabar soal klaim wilayah laut Natuna setelah kapal Tiongkok masuk tanpa izin ke wilayah teritorial laut Indonesia.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI sudah menyatakan protes. Bahkan, TNI pun telah mengirimkan armadanya ke wilayah laut Natuna untuk melakukan pengamanan dan penjagaan.
Dari pihak Republik Rakyat Tiongkok sendiri mengklaim bahwa wilayah laut yang dilalui kapal mereka masih merupakan bagian dari teritorialnya. Negeri Tirai Bambu ini pun rupanya tak mau kalah soal pamer armada militer sebagai alasan menjaga keamanan.
Hingga kini, belum ada langkah strategis sebagai upaya untuk menyelesaikan sengketa laut Natuna, meski ini bukanlah yang pertama kalinya.
Namun begitu, jika kontak kekuatan militer Tiongkok-RI harus pecah, manakah yang lebih unggul?
Mengutip detik.finance.com, Tiongkok tahun 2019 ini memiliki anggaran pertahanan sebesar USD 224 Miliar, atau berkisar Rp 3.136 Triliun (kurs USD 1=Rp 14.000,-). Anggaran pertahanan sebesar itu setara dengan 1,8% dari Produk Domestik (PDB) Tiongkok.
Sementara RI, berdasarkan kajian Global Fire Power (GFP), anggaran pertahanan RI Tahun 2019 mencapai US$ 6,9 Miliar atau berkisar Rp 99,5 Triliun. Angka itu setara dengan 0,68% dari PDB Indonesia.
Masih menurut GFP, total personel militer Tiongkok mencapai 2,7 Juta orang. Sementara Indonesia ditaksir mencapai 800 Ribu personel.
Sedangkan kemampuan alutsista, Tiongkok memiliki sedikitnya 3.187 unit pesawat militer baik untuk pertempuran maupun transportasi. Sementara RI memiliki 451 unit pesawat militer.
Untuk angkatan laut, alutsista Tiongkok mencapai 714 unit. Sementara Indonesia, masih menurut GFP, memiliki 221 unit saja.
Namun semoga saja persoalan laut Natuna cepat bisa selesai melalui jalur perundingan agar hubungan diplomatik kedua negara yang sudah lama terjalin baik ini bisa berjalan lancar.(Alex)